Tumpek Uduh jatuh pada saniscara kliwon wariga, disebut juga Tumpek Pengarah, Tumpek Pengatag, atau Tumpek Bubuh. Hari ini adalah hari turunnya Sanghyang Sangkara yang menjaga keselamatan hidup segala tumbuh- tumbuhan (pohon-pohonan). Beliau memelihara agar tumbuh-tumbuhan itu subur tumbuhnya, hidup dan terhindar dari hama penyakit, agar supaya memberikan hasil yang baik dan berlimpah, melebihi dari yang sudah-sudah dan hemat walaupun dipakai atau dimakan.
Bebantenan untuk selamatan ini adalah: peras, tulung sesayut tumpeng, bubur gendar, tumpeng agung, penyeneng, tetebus dan serba harum-haruman. Lauknya guling babi atau itik.
Widhi-widhana untuk keluarga dan diri sendiri : sesayut cakrageni, dan dupa harum, dipersembahkan dalam suasana hening cipta menjernihkan segenap pikiran menuju ketenangan bathin yang mengakibatkan timbulnya adnjana sandhi.
Sebagai suku Bali, walaupun berada didaerah rantauan di daerah Lampung, kami tetap menjalannya adat, budaya dan tradisi yang turun temurun dari leluhur kami, maka sayapun melanjutkan tradisi ini yang jatuh pada hari sabtu, sesuai dengan wuku yang dimaksud, yaitu saniscara kliwon wariga.sayapun keladang membawa sesajen untuk keperluan tumpek uduh ini,, dan tidak lupa kamera smartphone dan prosumer ikut berpetualang ke ladang yang memang saya jarang kunjungi. ladang saya berada di beberapa tempat, selain di Desa Balinuraga, terdapat juga di derah Way Gelam. dan saya mengunjungi yang yang di daerah Way Gelam. berikut koleksi saya pada hari Tumpek Uduh
24 November 2014
Langganan:
Postingan (Atom)